Dapatkan widget animasi ini !

Wednesday, August 3, 2022

Kuputar Kisah Remaja Kita

 



Hai gadis masalaluku.

Aku tahu sikapku padamu dulu sungguh membuatmu sakit.

Disaat kamu mencintaiku, aku memilih untuk menyelesaikan cerita kita.

Bukan karena aku sudah tidak mencintaimu,

Tetapi karena aku belum siap diumur itu.

Waktu itu kita masih sama-sama berumur 18 tahun.

Umur yang sangat muda bagiku untuk bisa bersikap dewasa.

Untuk bisa menyikapi perhatianmu dengan baik.

Kamu lebih peduli aku kelaparan atau tidak,

Kamu lebih peduli tugas kuliahku sudah dikerjakan atau belum. 

Kamu lebih peduli aku absen di kelas atau tidak. 

Kamu sangat perhatian padaku, dibanding pada dirimu sendiri. 


Atas nama diriku di masa lalu, aku meminta maaf atas keputusanku yang menyakitimu. 

Aku sangat merasa bersalah. 

Aku ingin sekali meminta maaf. 

Tetapi saat melihatmu, jangankan berbicara, bernapas saja rasanya sesak.

Tidak ada kata yang bisa terucap, hingga punggungmu tak nampak diujung jalan itu. 

Hari berlalu hingga berganti tahun, hingga kita sama-sama lulus dari Universitas. 

Tapi perasaanku masih tertinggal di sana, delapan tahun lalu. Disaat mulutku beku untuk berkata maaf. 

Mungkin kamu sudah melupakannya, bahkan melupakan kalau kita pernah bersama. 

Tetapi tidak denganku, setiap hari aku selalu dihantui rasa bersalah. 

Aku dan kamu masih saling menyimpan nomor telepon, berteman di instagram, saling melihat story di Whatsapp. 

Sesekali aku menanggapi status yang kamu bagikan. 

Kamu menjawab dengan ramah. Tidak ada kemarahan yang tersirat. 

Hingga aku menemukan waktu yang tepat untuk meminta maaf padamu, 

Tidak secara ucapan, tetapi tindakan. 

Aku mengetahui kamu sedang terluka, oleh seseorang. 

Kuajak kamu keluar kota, kota berpantai, salah satu kota impianmu. Kamu setuju. 

Aku berjanji, satu hari ini saja. Aku ingin mengulang delapan tahun lalu, sebelum aku mengajak mu menyudahi hubungan kita. 

Kujemput kamu pagi-pagi, 

Kamu tampak lucu, dan sedikit seksi. Satu perubahan yang dulu aku tidak menemukan itu "seksi".

Kuajak kamu sarapan dan memilih apapun jajan yang kamu suka. 

Kuminta kamu memelukku erat dan kita mendengarkan lagu acak. 

Sikapmu terlihat biasa saja, tidak ada kesedihan. Aku berkali-kali menanyakan " Apakah kamu baik-baik saja? "

Dan kamu berkali-kali menjawab hal yang sama "biasa saja"

Sesekali sambil kuusap kepalamu, kupastikan untuk tidak bersedih. 

Dan seperti kamu yang kukenal dulu. 

Tidak ada cerminan kesedihan diraut wajahmu. 

Aku salut, kamu selalu tidak ingin membuat siapapun khawatir. 

Kita duduk, berdua di pinggir pantai, menikmati matahari tenggelam yang begitu indah. 

Untukmu, lautku

Yang banyak dikagumi namun tidak bisa dimiliki. 

Aku tetap mengagumimu. 

Selepas malam, dan aku mengantarkanmu hingga depan kosan. Aku sangat bersedih karena itu. 

Karena artinya satu hari yang kurencanakan pengulangan delapan tahun lalu. Harus berakhir. 

Dan kita menjadi masing-masing 🍂