Berjalan, pelan, di tempat, tanpa tujuan.
Kupikir ini hidup yang stabil dan sedikit bisa diandalkan.
Aku bekerja, aku mempunyai penghasilan tetap walau tanpa bonus.
Aku manis, aku menarik.
Semua cukup sederhana,
Aku tidak perlu mengingikan sesuatu yang berlebihan.
Seperti ini saja,
Tidak perlu menambah list keinginan, supaya tidak berusaha lebih berat.
Dulu kupikir hidup seperti ini kurang tantangan,
Dulu kupikir orang yang menjalani hidup seperti ini adalah orang pecundangn
Dulu kupikir orang tipe ini adalah orang yang tidak mau berusaha.
Sekarang aku menemui diriku atas definisiku Dulu.
Orang kurang tantangan, pecundang dan tidak mau berusaha.
Tapi aku punya pembelaan wahai diriku di masa lalu,
Aku tidak seperti yang kau pikir,
Aku hanya berharap hidup tenang, damai, tanpa tuntunan.
Sederhana saja seperti nasi padang depan gang kosan.
Diriku di masa lalu,
Mari kita berbicara,
Aku ingin menyampaikan banyak terima kasih
Atas semua ambisimu,
Atas semua pengembaraanmu,
Atas kesediaanmu tidur di sembarang tempat,
Haha, bolehkan kuulas sedikit soal kebiasaan tidurmu?
Baik kumulai,
Kau waktu masih sekolah adalah anak yang hanya bisa tidur saat lampu dimatikan, berselimut dan pintu terkunci.
beranjak bisa mendapatkan KTP, yang artinya kau berumur 17 tahun dan harus keluar dari rumah.
Kau mulai mengenal dunia di luar daerahmu.
Kau menempa dirimu.
Kau mulai bisa tidur dikeramaian, berawal tidur di Sanggar Teater yang selalu saja ada kehidupan 24jam di sana. Hari pertama, kau demam saat itu. Karena tidak terbiasa tidur di luar ruangan.
Lalu kau mulai terbiasa, lebih menantang dirimu sendiri.
Menjadi backpacker, keliling Yogyakarta dan Solo dengan uang pas-pasan waktu itu.
Tidurmu hanya untuk selingan disela perjalanan seru.
Lalu kau tidur di gunung,
Aku ingat waktu itu,
Pertama ke gunung untuk PDKT, kau dan chrush mu tidur bersebelahan. Tidur sopan kataku, karena tidak ada sentuhan sama sekali.
Kedua kau ke gunung untuk menyalurkan energi patah hati.
Dan kesekian kalinya tidur di gunung kau jadikan sebagai kegiatan mengisi waktu luang.
Sudah cukup ya perkara tidur.
Dalam sudut pandang manapun, aku tetap mengagumimu, wahai diriku di masa lalu.
Berkali-kali lagi,
Terima kasih,
Terima kasih karena pernah menantang pencapaian diri sendiri di masa lalu,
Terima kasih pernah begitu gigih dan keras kepala,
Terima kasih pernah punya semangat berjuang.
Aku bangga padamu, diriku di masa lalu.
Berkatmu,
Sekarang menurutku, halal saja untuk aku menjalani hidup tanpa ambisi,
selalu merasa cukup dan tidak mudah memiliki ekspetasi berlebih selain ingin makan nasi goreng komplit tanpa kecap dengan taburan acar berlimpah sebagai menu makan sore nanti.
Ah aku jadi lapar, kucari nasi goreng dulu ya,
Kalau tidak ada, aku beli Ayam Chicken pinggir jalan saja.