Dapatkan widget animasi ini !

Saturday, February 28, 2015

pengamen



Siang ini aku bersiap-siap pulang kampung. Aku berdiri dipinggir jalan, menantikan bus jurusan Jogya lewat. Syukur-syukur kalau langsung dapat jurusan Purwokerto. Menunggu sambil mengumpat dalam hati, efek panas, lelah dan tak sabar.
Setengah jam kemudian bus Jogya lewat, syukurlah aku tak perlu menunggu lebih lama lagi. Karena aku pernah menunggu bus sampai dua jam.
Didalam bus, penumpang tidak terlalu ramai. Aku bisa duduk dengan lega.
Baru saja aku duduk, sudah ada pengamen. Kukeluarkan receh.
Pengamen satu keluar, masuk pengamen yang lain.
Bus ini rasanya sudah seperti ruang pencarian bakat menyanyi seperti di tipi-tipi.
Aku mulai malas mendengarkan mereka, aku berencana tak mengeluarkan receh lagi pada pengamen kali ini.
Tapi ditengah mereka menyanyi, salah satu dari mereka memanggil temannya dan menunjukku, aku bingung dan pura-pura tak peduli.
Dia bilang “st st… mbak itu cantik ya”
“iya, manis. Sayangnya aku sudah punya anak tiga. Duh nyesel nikah duluan.”
Aku buang muka untuk menyembunyikan tawa sambil tanganku merogoh recehan dikantong, niatku untuk sedikit pelit kubatalkan.
*Mungkin setiap pengamen harus memuji satu persatu penumpang agar mereka mau memberi.*

No comments:

Post a Comment