Siang ini aku bersiap-siap pulang kampung. Aku
berdiri dipinggir jalan, menantikan bus jurusan Jogya lewat. Syukur-syukur
kalau langsung dapat jurusan Purwokerto. Menunggu sambil mengumpat dalam hati,
efek panas, lelah dan tak sabar.
Setengah jam kemudian bus Jogya lewat, syukurlah aku
tak perlu menunggu lebih lama lagi. Karena aku pernah menunggu bus sampai dua
jam.
Didalam bus, penumpang tidak terlalu ramai. Aku bisa
duduk dengan lega.
Baru saja aku duduk, sudah ada pengamen. Kukeluarkan
receh.
Pengamen satu keluar, masuk pengamen yang lain.
Bus ini rasanya sudah seperti ruang pencarian bakat
menyanyi seperti di tipi-tipi.
Aku mulai malas mendengarkan mereka, aku berencana
tak mengeluarkan receh lagi pada pengamen kali ini.
Tapi ditengah mereka menyanyi, salah satu dari
mereka memanggil temannya dan menunjukku, aku bingung dan pura-pura tak peduli.
Dia bilang “st st… mbak itu cantik ya”
“iya, manis. Sayangnya aku sudah punya anak tiga.
Duh nyesel nikah duluan.”
Aku buang muka untuk menyembunyikan tawa sambil
tanganku merogoh recehan dikantong, niatku untuk sedikit pelit kubatalkan.
*Mungkin setiap pengamen harus memuji satu persatu
penumpang agar mereka mau memberi.*
No comments:
Post a Comment